Pimpinan Pondok Pesantren Nahdlatussubban Sampaikan Ucapan Selamat Hari Jadi Kabupaten Pacitan ke-280

author avatar
PP Nahdlatussubban
Feb 16, 2025 4 months ago
hero image

Pacitan – Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Pacitan yang ke-280, Pimpinan Pondok Pesantren Nahdlatussubban turut menyampaikan ucapan dan doa bagi kemajuan serta kesejahteraan daerah yang dikenal sebagai "Kota 1001 Goa" ini.

Dalam pernyataannya, beliau mengungkapkan rasa syukur atas bertambahnya usia Kabupaten Pacitan yang telah melalui perjalanan panjang penuh sejarah dan perjuangan. "Kami, segenap keluarga besar Pondok Pesantren Nahdlatussubban, mengucapkan selamat Hari Jadi ke-280 untuk Kabupaten Pacitan. Semoga senantiasa diberkahi oleh Allah SWT, serta semakin maju, sejahtera, dan masyarakatnya semakin kuat dalam nilai-nilai keislaman dan kebersamaan," tuturnya.

Beliau juga menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kebersamaan dalam membangun daerah agar tetap harmonis serta berlandaskan nilai-nilai akhlakul karimah. "Hari Jadi ini bukan sekadar peringatan seremonial, tetapi juga momentum refleksi bagi kita semua untuk terus berkontribusi dalam pembangunan, baik secara spiritual maupun sosial," tambahnya.

Di akhir pernyataannya, beliau mendoakan agar para pemimpin dan masyarakat Pacitan selalu dalam lindungan Allah SWT serta diberikan kemudahan dalam mewujudkan daerah yang lebih baik. "Semoga Pacitan semakin berkah, masyarakatnya semakin makmur, dan semangat gotong royong tetap menjadi ciri khas kita dalam membangun daerah tercinta ini," pungkasnya.

Peringatan Hari Jadi Kabupaten Pacitan ke-280 ini menjadi pengingat akan sejarah panjang daerah serta semangat masyarakat dalam menjaga budaya dan nilai-nilai luhur. Berbagai kegiatan digelar untuk menyemarakkan hari bersejarah ini, termasuk doa bersama, pagelaran seni budaya, dan berbagai acara yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Pacitan Sumadyang Nugraha terus melangkah maju dengan harapan besar agar menjadi daerah yang semakin berkembang dan berdaya saing, tanpa melupakan akar budaya dan nilai-nilai religius yang telah diwariskan oleh para pendahulu.